Aroma hujan. Aku menikmati gerimis
ketiga yang jatuh membasahi kotaku. Kubenamkan wajahku di antara kedua tanganku
sambil bersandar di tembok setinggi dada yang membatasi tubuhku di lantai 2
gedung ini, dengan pemandangan syahdu di hadapanku. Tanah yang mulai basah
jarang-jarang. Dedaunan yang bergoyang-goyang tanggung disapa rintikan air. Dan
yang paling aku suka, aroma tanah yang selalu jadi natural fragrance tiap
moment ini hadir. Aroma yang indah bagiku. Bagaimana tidak, dalam ingatanku aku
butuh waktu 6 bulan untuk menunggu sejak hujan terakhir turun untuk dapat
merasakannya lagi. Aroma yang selalu sama di manapun aku berada tiap hujan atau
gerimis hadir. Ketika aku memandang hujan dari atas gedung Aisyah atau Khodijah
di malam hari. Ataupun ketika aku menikmati hujan dari teras rumah lamaku.
Aromanya selalu sama. Dan selalu, ia membuka memoriku tentang kejadian-kejadian
lama yang pernah aku lewati. Yang indah, maupun yang meninggalkan sesuatu yang
mendalam. Hehe, aku tersenyum-senyum sendiri sambil memandangi butiran-butiran
halus yang turun di hadapanku. Tiba-tiba aku terpikir, apakah aroma tanah saat
hujan di tempatmu juga sama seperti ini. Apakah Allah menciptakan aroma hujan
yang sama di benuamu. Hehe, lagi-lagi aku memikirkanmu. Sudahlah, Allah pasti
cemburu melihatku begini. Kuangkat kepalaku dari benaman tanganku. Ya Rabb,
maafkan hambaMu. Aku beralih melepaskan tubuhku dari dinding yang kusandari. Berbalik
dan menoleh sesaat ke arah gerimis. Tersenyum tipis, sambil bergumam, sampai
jumpa.
Selasa, 12 November 2013
Selasa, 08 Oktober 2013
For You, My Best Friend.
Apakah kau
pernah berpikir bahwa aku kuat? Ataukah mungkin pernah terdetik bahwa aku tegar? Bila iya, maka yang sebenarnya tentu saja tak seperti yang kau kira. Saat melepasmu, aku
mencoba untuk tegar. Aku hanya ingin kau tetap bahagia saat pergi. Namun ketika menatapmu
menghilang di ujung jalan, dan berfikir kapan kau akan kembali,benteng pertahanan itu runtuh sudah, dan tangis itu mengalir deras. Will you be fine there? Seribu
pertanyaan memenuhi pikiranku. Dan hari berikutnya, aku resah saat ingin mengantarkan keberangkatanmu di bandara. Mungkinkah keberadaanku mengantarmu berarti? Dan yang
lebih kutakuti, mungkin aku tak akan bisa menahan tangis saat
melihatmu pergi. Cukuplah, tangis itu mengalir d sini. Di tempat berbeda, di
saat yang sama dengan waktu kau pergi.
Dan masa depan
itu. Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik. Karena kita pun tahu bahwa tujuan suatu ijab bukan
hanya untuk menyatukan dua hati. Tapi juga berjanji untuk berjalan bersama di
jalanNya, berdakwah bersama dan menenegakkan agamaNya bersama. Mungkin Allah SWT memberikan waktu ini untuk memperbaiki diri, memantaskan diri dan meningkatkan ketaqwaan pada Illahi. Tak ada kebaikan yang tak berbalas dengan kebaikan bukan? Bilakah niat dari
semua ini baik, semoga Allah SWT memberikan yang terbaik pula.
Good luck. Hari ini, dua bulan delapan belas hari sejak keberangkatanmu. Aku berharap tak
akan terbangun di pagi hari dengan jantung yang berdetak lebih keras lagi. I'll try to be stronger Sir. Semoga janji Allah itu pasti. Setelah tiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan sungguh setelah tiap kesulitan
pasti ada kemudahan. Semoga Allah SWT selalu menguatkan langkahmu dan langkahku
di jalanNya. Dan merahmatinya dengan hidayah dan keikhlasan luar biasa. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin. .
See you. .
See you. .
On the earth of God
your Best friend :)
Kamis, 01 Agustus 2013
Reborn!
Reborn! Yes, that's the word I want to say right now.
Dengan semua yang telah terjadi, dan semua yang telah terlewati. Memberiku banyak pelajaran baru.
Aku ingin jadi manusia baru.
Masih banyak kerangka-kerangka pesawat, yang sudah lama tak terawat, terabaikan. Puluhan bahkan ratusan. Ingin segera diselesaikan. Agar bisa segera diluncurkan. Menembus atmosfer. Melewati lapisan bumi terluar. Menantang ribuan bahkan jutaan benda-benda kecil langit. Menuju ke bintang. Hanya dengan satu misi. Ingin membawa apa yang ada di lengan-lengannya pulang.
Yah, terpaksa. Karena aku terlanjur menggantungkan puluhan bahkan ratusan mimpiku di lengan bintang, maka aku juga harus membangun puluhan bahkan ratusan pesawat berlapis baja untuk menggapainya. Butuh energi luar biasa untuk mencapainya. Semoga saja aku mampu.
Ya Rabb, beri hamba kekuatan. Aku ingin mencintaimu seutuhnya. Aku ingin menjadikanmu kekasih hati terdalam.
Semoga, aku ingin menggapaiMu lewat kaki kedua orang tuaku..
Surabaya, 2 Agustus 2013
Dengan semua yang telah terjadi, dan semua yang telah terlewati. Memberiku banyak pelajaran baru.
Aku ingin jadi manusia baru.
Masih banyak kerangka-kerangka pesawat, yang sudah lama tak terawat, terabaikan. Puluhan bahkan ratusan. Ingin segera diselesaikan. Agar bisa segera diluncurkan. Menembus atmosfer. Melewati lapisan bumi terluar. Menantang ribuan bahkan jutaan benda-benda kecil langit. Menuju ke bintang. Hanya dengan satu misi. Ingin membawa apa yang ada di lengan-lengannya pulang.
Yah, terpaksa. Karena aku terlanjur menggantungkan puluhan bahkan ratusan mimpiku di lengan bintang, maka aku juga harus membangun puluhan bahkan ratusan pesawat berlapis baja untuk menggapainya. Butuh energi luar biasa untuk mencapainya. Semoga saja aku mampu.
Ya Rabb, beri hamba kekuatan. Aku ingin mencintaimu seutuhnya. Aku ingin menjadikanmu kekasih hati terdalam.
Semoga, aku ingin menggapaiMu lewat kaki kedua orang tuaku..
Surabaya, 2 Agustus 2013
Langganan:
Postingan (Atom)